Friday, April 29, 2011

PUISI-KAH INI...???

Aku tuh sebenernya pengen banget bisa nulis puisi. Tapi, tak pernah berhasil.

Malam ini pengen nyoba lagi setelah sekian lama vakum dari dunia per-puisi-an. Hehe..
Do'akan aku ya! (Emang bisa buat puisi?? Kog aku sanksi!?)
Nggak percaya ya kalo aku bisa buat puisi? Ya, meskipun gak bisa bagus kaya Chairil Anwar ato Kahlil Gibran sih! (Masak? Paling-paling juga nanti ujung-ujungnya menjadi sebuah tulisan biasa, prosa atau cerpen. Itu pun dengan kualitas yang jauh di bawah rata-rata, a.k.a tidak muat layak!)
Udah diem! Aku mau konsen bikin puisi nih. (Pasti jelek!)
Zzzzz...

=*=*=*=*=

Di malam ini.
Aku tak dapat...

Bingung nih!? (Tuh, kan, apa kubilang?)
Coba sekali lagi deh! (Capek deh!)
Kasih aku waktu 5 menit, akan aku berikan sebuah puisi untukmu! (Mau kuberi waktu sehari juga gak bakal bisa!)

=*=*=*=*=

5 menit kemudian...

(Mana puisinya? Pasti gagal kan?)
Ini!

Di malam yang mendung ini
Ku teringat wajahmu
Wajahmu manis
Dan cantik

Ku tak tahu bagaimana kau sekarang
Masihkah kau ingat aku?
Adakah kenangan kita dulu membekas di hatimu?

(Hehehe.. Jelek!)
Biarin. Dengerin nih lanjutannya.

Hanya satu asaku
Smoga kau tetap seperti dulu
Manis, manja, menyenangkan
Tetap mengingatku

Diterang lampu 5 watt
Tanpa kehadiran sang bulan
Tiada ditemani ribuan bintang
Ku hanya dapat membayangkanmu
Memikirkan dirimu yang jauh di sana.

Memandangi fotomu yang tersenyum
Kangenku bertambah
Kau tampak maniis sekali

Oh, malam yang gelap
Sampaikan padanya
Aku sangat merindukan dia
Tawanya, senyumnya, tangisnya

=*=*=*=*=

(Wah wah wah, lagi merindukan seseorang ternyata!)

Gimana puisiku? (Cukup --- cukup jelek! Tapi gapapalah!)
>,<
Masih ada lanjutannya lagi.
(Apa? Pasti gak kalah jeleknya!)
Terima kasih, aku gak butuh pujianmu. (Lho lho lho? Kog jadi sensi gitu sih?)

=*=*=*=*=

Lama ku tak jumpa dengannya
Tujuh bulan sudah ku tak merasakan hembusan napasnya
Semakin tak terbendung rasa rinduku
Tapi, apa yang mampu kulakukan?

(Nihil)

Ya, sudahlah
Biarlah ku pendam rasa ini
Di dalam hati kecilku
Tak ada mampu seorang pun yang tahu
Tak ada.

(Aku tau!)
Apaan coba? (Ya itu!)
Itu apa? (Apa aja bolee, kakak!)
[gubrak]

=*=*=*=*=

(Ngomong2, tulisan tadi judulnya apa?)
Heh, itu puisi! Bukan tulisan biasa!
(Eh, iya. Puisinya mau dikasih judul apa?)
? - tanda tanya - kaya filmnya Hanung Bramantyo.
(Lho?)
Kamu mau nyumbang judul apa? (Tau ah! Terserah kamu aja. Kan kamu yang buat!)
Aku juga bingung.

(Gimana kalau judulnya "GALAU"?)
APPAAAAA?????




. : Terinspirasi oleh salah satu alumnus STAN yang sekarang sering memberikan kajian Tazkiyatun Nafs : .

Thursday, April 28, 2011

SENDIRI MENYEPI

Perlahan kucari, mengapa diriku hampa
Mungkin ada salah, mungkin ku tersesat
Mungkin dan mungkin lagi...
Oh Tuhan, aku merasa sendiri menyepi
Ingin ku menangis, menyesali diri mengapa terjadi
Sampai kapan ku begini Resah tak bertepi
Kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala benderang di hidupku.

Itulah potongan lagu dari edCoustic yang berjudul Sendiri Menyepi. Sudah lama aku tak memutar track itu. Bukan karna males, tapi entah kenapa aku tak pernah melihat satu lagu itu di playlist. Jujur saja, aku lagi suka dengan sebuah lagu barat, sebut saja judulnya Back to December. Jadi, agak kurang concern ke nyanyian yang lain.

Kembali ke lirik lagu Sendiri Menyepi. Sebuah lirik yang begitu dalam maknanya, ku rasa. Lirik yang "ngena" banget ke dalam diriku. Ya, sudah beberapa waktu ini, aku merasa tak bisa khusyu' dalam ibadah sehingga hati ini menjadi hampa dan kurang peka. Begitu miris memang. Aku terlalu disibukkan dengan berbagai hal yang hanya berkaitan dunia, dunia dan dunia.

Padahal, ku tau bahwa hidup di dunia tak kan lama. Sebentar. Masih ada yang lebih kekal. Mungkin karna aku hanya sekedar tau saja. Tak lebih. Tak pernah memahami sehingga tak ada aksi yang membuktikan hal itu.

Aku sudah melangkah terlalu jauh dari koridor yang benar. Kalaulah "tempat terindah" itu adalah puncak gunung dan rute untuk menuju ke sana hanya ada jalan setapak dan di pinggirnya ada jurang yang dalam serta mengerikan, mungkin aku sudah masuk ke dalamnya, sakit dan sulit untuk memulai "pendakian" lagi.

Tapi, aku harus melakukannya. Sulit bukan berarti tidak mungkin. Sakit bukan berarti tak mampu bergerak. Meski banyak halang rintang di depan sana, tak boleh menyurutkan langkahku. Memang, aku tak punya kekuatan sedikit pun untuk melangkah, tapi ada sebuah kekuatan yang Maha Besar, yang akan selalu menyertaiku.

Tuesday, April 26, 2011

TAK SUKA LIBUR!

Kuliah kosong dan liburan pun datang. Siapa yang gak suka dengan liburan, coba? Murid, karyawan, artis, bahkan presiden sekalipun. Termasuk gue.

Namun, tak sembarang liburan yang gue sukai. Liburan yang gue bisa puas main ato nyari kegiatan semau gue, bukan yang hanya tidur-tiduran di kamar kost, nonton tivi ato mainan hape.

Seperti halnya hari ini. Libur sih, karna kuliahnya diganti jum'at. Ada untungnya juga diganti, coz hari ini cuma kuliah 2 sks, itupun gak jelas, kadang jam 12, 12.30 ato malah jam 1. Tak sampai jam 2 udah kelar. Benar2 males banget. Gue sering kepikiran, kenapa gak bolos aja ya?

Jadi ngelantur! Back to holiday! This Tuesday, holiday was so boring! Cuma tidur di kamar, main hp, ngelamun, tidur. Sempet juga sih jalan2 habis sholat isya'! Tapi, Sungguh tak ada hal yang berguna telah gue lakukan di hari ini.

Argh!

Gue gak suka liburan, kecuali weekend ato tanggal merah yang biasanya ada event2 menarik. Kalo hari biasa kaya gini, gue cuma bisa bengong di kamar, nonton tivi, browsing, tidur. Itu aja. Males banget rasanya!

Pengen juga sih jalan2 kemana gitu. Tapi, gue sekarang tinggal - tepatnya ngerantau - di Jakarta. Yang gue rasa, gak ada menariknya tempat-tempat di sini. Cuma bisa menatap gedung2 tinggi. Belum lagi dari segi transportnya. Kendaraannya udah gak ada yang layak pakai. Kalo dinilai, gue yakin tuh kendaraan (angkot, metro mini, kopaja) book value-nya udah negatif. Juga jalannya, pasti macet dah! Bikin tambah ilfil aja!

Semoga besok kuliahnya gak kosong!!!

AKU LELAH

Lelah. Mencoba mengungkap sebuah kata yang disumbangkan oleh salah satu teman SMA untuk dijadikan tulisan. Kurasa, dia memang sedang merasakan suatu hal yang membuatnya mengutarakan kata tersebut. Mungkin juga, itu adalah sebuah rasa yang sedang kualami pada detik ini.

Aku tak mengerti, mengapa rasa itu kerap menghinggapi pikiranku akhir-akhir ini. Sepertinya, tiada hal yang sangat esensial sehingga butuh perasan otak dan tenaga untuk menyelesaikannya. Atau, aku saja yang tidak peka dengan keadaan saat ini? Mungkin juga, aku terlalu sibuk dengan hal-hal "sepele", yang menurutku kelihatan cukup material.

Argh! "Kok jadi begini sih?" Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Haruskah aku cukup berdiam diri di pojok ruangan dan membiarakan semuanya pergi dari pandanganku? Tidak! Sesuatu tak kan berubah jika aku hanya menggigit jari.
Bergerak mungkin bisa mengubah sedikit pandanganku tentang arti sebuah kelelahan. Ya, tidak semua kelelahan itu akan disembuhkan dengan berdiam diri. Justru, hanya kelelahan fisik akibat kerja keras yang dapat disembuhkan dengan duduk atau berbaring.

Bukan lelah fisik yang sedang aku alami saat ini. Sebuah kelelahan luar biasa telah "bertamu" di dalam hidupku. Entah kapan dia akan beranjak meninggalkanku dan hidupku. Aku berharap, semoga dia tidak betah tinggal lama-lama di dalam pikiranku. Pergi jauh-jauh dan tak kembali. Dia tak kuinginkan datang ke sini. Tapi, mengapa dia ada?

Pertanyaan tentang dia belum berhasil kupecahkan. Terlalu sukar. Bahkan melebihi tingkat kesulitan akuntansi keuangan, aljabar linear ataupun teori kinetik gas. Lebih. Ini bukanlah sesuatu yang konkret. Sesuatu yang abstrak bagaikan goodwill negatif. Merusak jiwa seseorang jika tak segera terselesaikan.

Pikiranku lelah. Ingin rasanya mengosongkan memori otak tak menggantinya dengan data-data yang baik saja. Memasang sebuah antivirus terhebat yang ada di dunia ini sehingga trojan terdahsyat sekalipun tak akan mampu menembusnya.

Perubahan memang harus - bukan sekadar perlu - dilakukan. Perubahan ke arah yang lebih baik. Aku tak mau terus menerus terkungkung di sini, bagaikan mitokondria-mitokondria yang tak mampu menembus dinding sel yang sangat tipis. Aku harus menjadi udara segar yang bisa leluasa masuk dan keluar sel.

Ya, udara bisa menyimbolkan sebuah perubahan. Udara sewaktu-waktu bisa berubah, baik dari bersih menjadi kotor atau pun sebaliknya. Aku berusaha menjadi udara dari yang awalnya kotor menjadi udara bersih, sejuk dan menyegarkan. Mencairkan sebongkah es dan mendinginkan secangkir kopi panas.

Menjadi sesuatu yang berguna bagi yang lain.

Sunday, April 24, 2011

ALQURAN YANG SEMPURNA 2

KITAB MULIA: BERPASANGAN SEMPURNA (BAG. DUA).

“ Kitab Mulia sangat unik, ia terdiri dari 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen, merupakan kombinasi nomor surat dan jumlah ayatnya. Susunan tersebut dikunci lagi dengan proteksi berlapis, dimana surat Homogen direpresentasikan dengan angka 6236 (jumlah ayat) dan surat Heterogen direpresentasikan dengan angka 6555 (jumlah digit nomor surat dari 1 hingga 114).”

Kitab Mulia adalah perpaduan antara isi teologis, makna, nada, irama, gaya bahasa, numerika, dan kriptografi. Siapakah yang mampu menyusun kitab serupa ini?


Klasifikasi: Rumit.

Arthur Jeffrey (1893 – 1959 M) seorang sarjana Australia ahli Dunia Timur, berpendapat bahwa Kitab Mulia memiliki banyak kelemahan, dan ia ingin menyusun sebuah al Qur’an dengan bentuk yang baru. Ia ingin meng-edit Kitab Mulia secara “ilmiah”, sebagaimana tafsir kritis yang dicontohkan oleh para ahli Dunia Timur sebelumnya, misalnya Theodore Noldecke (1836 – 1930). Dalam pikiran Jeffry, format Kitab Mulia atau al Qur’an dengan teks baru atau edisi kritis akan memiliki Empat Jilid.

Jilid pertama, ia akan mencetak hanya 110 surat yang disebut sebagai yang asli (tanpa surat The Opening, al Fatihah, The Men atau an Naas, dan dua surat pendek lainnya). Menurud dia, itulah textus receptus. Teks ini akan direkontruksi dengan nomor-nomor ayat berdasarkan kajian Flugel, sarjana Barat lainnya, berdasarkan urutan kronologis wahyu. Dilengkapi dengan berbagai catatan, hadist, tafsir, teologis, filosofis, kamus dan berbagai pendapat lainnya.

Jilid kedua akan diisi dengan pengenalan (Introduction), untuk para pembaca bahasa Inggris, sedangkan untuk edisi bahasa Jerman sudah tersedia dari karya Noldecke, "Geschichte des Qorans".

Jilid ketiga, berisi berbagai pendapat tentang al Qur’an dari para ahli Barat.

Terakhir, jilid keempat akan berisi tentang kamus al Qur’an, yang memuat makna asal dari kosa kata didalam Kitab Mulia (Adnin Armas, MA – Metodologi Bibel Dalam Studi Al Qur’an).

Usaha yang bagus dari seorang sarjana Barat ahli Kitab Suci di dunia.

Namun Arthur Jeffrey dan kawan-kawanya peneliti lainnya lupa atau tidak mengetahui bahwa Kitab Mulia tersusun bukan saja berdasarkan format isi semata-mata tetapi merupakan kombinasi yang unik antara : Isi, makna, gaya bahasa, nada, irama, numerika dan bahkan dilengkapi kripto. Kripto adalah bahasa tersembunyi atau sandi dapat berupa simbol abjad, angka, pengulangan ayat, atau isyarat lainnya, berupa perobahan kata dengan konteks kalimat.

Nah, dibawah ini adalah sebagian pelajaran kripto sederhana yang melindungi Kitab Mulia.

Pada bagian satu, telah dijelaskan bahwa Kitab Mulia terdiri dari 114 surat dan 6236 ayat, dimana susunannya Berpasangan Sempurna, 57 surat Hidrogen dan 57 surat Heterogen, merupakan kombinasi dari nomor surat dan jumlah ayat tiap surat.

Surat Homogen adalah surat dimana nomor suratnya genap, jumlah ayatnyapun genap, atau nomor suratnya ganjil – jumlah ayatnya ganjil. Contohnya: The Opening atau Al Fatihah, nomor surat ganjil (1), jumlah ayatnyapun ganjil (7). The cow, atau Al Baqarah, nomor suratnya genap (2), jumlah ayatnyapun genap (286). Sedangkan surat Heterogen sebaliknya, nomor surat genap-jumlah ayatnya ganjil, atau nomor surat ganjil-jumlah ayatnya genap. Contoh adalah surat The Family of ‘Imran, atau Ali ‘Imran, nomor suratnya ganjil (3), tetapi jumlah ayatnya genap (200). Lihat artikel pertama.

Pelajaran kedua adalah, pasangan surat ini dikombinasikan dengan bilangan prima, angka 19. Bilangan prima adalah bilangan sangat istimewa di alam semesta ini, bilangan yang hanya dapt dibagi oleh bilangan itu sendiri atau angka 1, tidak termasuk angka 1. Contohnya : 2,3,5,7,11,13,17, 19, 23,29,31,37,41,43,47……dst.

Perhatikan baik-baik ya…..

Kode berikutnya adalah pada surat Homogen, jika kita jumlahkan semua nomor suratnya dan jumlah ayatnya, maka kita akan mendapatkan hasil 6236, atau sama dengan jumlah ayat Kitab Mulia. Sedangkan bila pembaca menghitung jumlah nomor surat dan jumlah ayat pada surat Heterogen, maka pembaca akan mendapatkan angka 6.555, atau sama dengan angka jumlah dari nomor surat Kitab Mulia itu sendiri, yaitu: 1+2+3+4+5+…..+111+112+113+114= 6.555. Dalam bahasa matematika ini dapat dihitung deengan rumus sederhana:

(N+1)/2 x N, atau N = 114, dengan demikian : (114+1)/2 x 114 = 6.555.

Kode lapisan berikutnya adalah, jumlah digit angka 6555 dan 6236 merupakan bilangan kelipatan 19. Kita jumlahkan digitnya , 6+5++5+5+6+2+3+6 = 38, atau 19 x 2.

Proteksi berikutnya adalah lebih rumit, kita simak.

114 adalah 6 x 19, dan bilangan prima yang ke-114 adalah 619. Bilangan prima pertama adalah 2, bilangan kedua adalah 3, bilangan ketiga adalah 5…..dan bilangan prima ke-114 adalah 619.

Lihat table bilangan prima dibawah ini:Detilnya dapat dilihat di http://primes.utm.edu/

2 3 5 7 11 13 17 19 23 2931 37 41 43 47 53 59 61 67 7173 79 83 89 97 101 103 107 109 113127 131 137 139 149 151 157 163 167 173179 181 191 193 197 199 211 223 227 229233 239 241 251 257 263 269 271 277 281283 293 307 311 313 317 331 337 347 349353 359 367 373 379 383 389 397 401 409419 421 431 433 439 443 449 457 461 463467 479 487 491 499 503 509 521 523 541547 557 563 569 571 577 587 593 599 601607 613 617 619 631 641 643 647 653 659


Dengan demikian Kitab Mulia diproteksi dengan kripto:

1. Ia berpasangan sempurna, 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen.2. Ia dilapisi lagi dengan kripto, surat Homogen menjukkan jumlah ayat yaitu 6236, dan surat Heterogen menjukkan jumlah angka nomor surat, yaitu 6.555.3. Ia dilapisi lagi dengan , jumlah digit 6236 and 6555 adalah bilangan kelipatan 19.4. Ia dilapisi lagi, jumlah surat Kitab Mulia adalah angka ajaib dalam matematika. Karena 114 sama dengan 6 x 19, dan bilangan prima ke-114 adalah 619.

Nah, andaikan Arthur Jeffry dan kawan-kawan atau siapa saja (mungkin juga ada dikalangan intelektual Muslim) melihat kripto yang berlapis ini, mereka akan berpikir ulang untuk menyusun al Qur’an edisi kritis.

Pembaca yang budiman, dalam kripto yang lebih rumit, posisi abjad dalam ayat dan posisi ayat dalam suratpun dilindungi oleh kode-kode tertentu, dengan bilangan prima dan nilai abjadnya (gematrikal atau al jum’al).

Buat pembaca yang rajin, ini PR dirumah..ya untuk..dicheck.!

Salah satu kesulitan utama untuk merobah susunan Kitab Mulia atau berpikir untuk berusaha merobah posisi tiap hurufnya sekalipun, adalah karena Ia unik: Kombinasi isi, makna, gaya bahasa, nada dan irama, numerika, dan kripto.

HITAM???

Hitam. Sebuah warna yang bernuansa gelap. Apalagi kalau mempunyai emisivitas sama dengan satu. Pekat. Memancarkan radiasi kalor.

Sebagian orang beranggapan bahwa sesuatu yang berwarna gelap (hitam) sebagai simbol keburukan, menakutkan, kotor dan tidak bagus. Benarkah? Tak ada yang hasil mutlak di muka bumi ini. Bahkan untuk sesuatu yang 'exact' sekalipun. Ada 'human error' yang menyertai hasil tersebut meskipun hanya nol koma sekian persen.

Kembali ke masalah 'hitam'. Hitam tak selamanya jelek. Juga tak selamanya baik. Lalu, banyak baik atau sebaliknya? Menurut hemat saya, tetap banyak baiknya. Pasti juga tak sedikit yang pro dengan saya.

Kuat. Itulah sensasi yang kali pertama dipancarkan oleh warna hitam. Ketika sebuah garis berwarna selain hitam digoreskan pada sebidang area berwarna hitam, maka tak akan terlihat. Tapi, jika sebaliknya, tentunya akan jelas terlihat.

Pekat. Terkesan mengerikan memang jika berdiri di tempat yang tidak ada pancaran, pantulan, biasan maupun bauran cahaya. Tak bisa melihat apa-apa. Berbeda jika mengamati ruangan yang berwarna putih. Pasti semua terlihat, bahkan yang benda yang berwarna putih sekalipun.

Menjadi 'incaran'. Sebuah warna di tengah-tengah sekumpulan area hitam, tentu akan dengan cepat terlihat karena fokus mata akan menangkap warna hitam dan warna di dalamnya. Bandingkan tatkala sebuah luasan hitam diberi block warna selain hitam. Akan menghasilkan sebuah bayangan terhadap lensa (mata.red) yang berbeda. Hanya akan berkonsentrasi terhadap warna yang lebih gelap saja.

Penghidup. (Sebuah kata yang lucu. Tapi, saya tak menemukan kata yang tepat untuk memulai paragraf ini). Gambar dengan background warna hitam, akan terkesan lebih 'hidup' dibandingkan jika sebuah imej dibuat dengan latar belakang warna terang.

Hitam. Sangat mudah membuat objek menjadi hitam. Namun, betapa sulitnya menghilangkan kesan hitam pada sebuah benda. Indahnya hanya sekejap. Tak menarik lagi jika semua berwarna gelap. Harus ada yang lain di sekitarnya agar terkesan menawan.

Sungguh.

Saturday, April 23, 2011

GERIMIS

Gerimis selalu membawa suatu hal yang menentramkan. Pikiran jauh lebih tenang tatkala melihat beribu-ribu tetesan air yang turun dari langit. Semua beban bagaikan ikut larut bersama aliran air yang membentuk pola teratur.

Tersenyum. Cara yang tepat untuk menghargai dan menghormati tumpahan langit tersebut. Bukan malah mencaci maki datangnya nikmat tersebut.

Kekuatan air - seperti yang dimiliki oleh Katara di film yang berjudul The Legend of Aang - memang dapat kita rasakan manakala setitik air hujan menyentuh indra peraba. Menyegarkan. Membersihkan. Menghilangkan. Dan menetralkan.

Tetes demi tetes, akhirnya membentuk sebuah guyuran yang cukup deras. Semakin membasahi tubuh, semakin nikmat rasanya. Seolah sedang menghilangkan lumpur dosa yang melekat keras di kulit. Membiarkan mereka pergi bersama jernihnya air menuju tempat yang 'layak'.

Menengadah sambil menutup mata dan sedikit membuka dua buah bibir, merasakan bagaimana air tersebut menyatu dengan denyut nadi dan darah. Tak senikmat teh panas, tak sesedap es buah dan tak semantap kopi susu. Lebih dari itu.

Catatan : Bagi Anda yang sedang sakit, dilarang keras melakukan hal di atas.

TERIK SANG SURYA

Berjalan menyusuri sebuah gang di 'pemukiman' mahasiswa. Panas menyengat tak pandang bulu. Siapa pun yang berani berkeliaran di siang ini, bersiap-siaplah untuk merelakan kulit (yang tak tertutup pakaian) sebagai 'santapan makan siang' sang penerang bumi. Tampak segerombolan awan hitam di bagian barat. Tak tahu, bakal turun hujan ataukah hanya "mendung tak berarti hujan".

Semakin masuk ke dalam gang tersebut, terlihat dengan jelas sebuah pemandangan 'mengharukan'. Bagaimana tidak, di siang hari saat matahari bersinar dengan gagahnya, belasan orang bekerja keras mendirikan sebuah 'gubug' bagi perantau.

Tak peduli lagi dengan sengatan energi paling dahsyat yang menimpa tubuh mereka. Mungkin rasa itu sudah tak berarti apa-apa lagi bagi mereka. Sudah menjadi kebiasaan. Bahkan, radiasi kalor dari matahari yang lebih panas dari hari ini telah mereka rasakan.

MAGIC

Tak tau mau nulis apa di awal tulisan di pagi ini. Kerna hanya ada satu hal yang menyebabkan aku merangkai huruf demi huruf, kata demi kata dan akhirnya menyusun paragraf demi paragraf.

Pagi yang indah. Memang. Cerah. Tak banyak awan yang menutupi tempat aku mengabdi padaNya di bumi ini. Bulan, yang tak purnama, nampak tersenyum menyambutku keluar dari kost yang hendak bersujud di hadapanNya. Aku tak sadar kalau satu-satunya satelit bumi itu selalu menguntit di atasku kemana pun aku berjalan, karna aku memang jarang memerhatikan keberadaannya. Sampai di suatu gang yang sangat kecil, cukup untuk lewat dua orang, aku menoleh ke langit. Aku tersenyum Dengan mata yang masih berat untuk dibuka walaupun mata sudah ku pejamkan selama 3 jam. Maklum. Memang tali setan di pagi hari sangat kuat mengekang orang awwam sepertiku. Tapi, berkat kebiasaan meng-alarm pukul 4.30, tak ada masalah untuk beranjak dari kasur lantai kamar kost.

Kembali setelah aku keluar dari masjid, ku perhatikan sang bulan yang masih tetap tersenyum walaupun keberadaannya (di atasku) akan terganti oleh sang mentari. Tapi, dia tak mengeluh. "Hidup ini adil", katanya. Seperti itulah jawabnya, padahal aku tak bertanya. Dia seolah tau apa yang ada di benak otak tengahku.

Sungguh, pemandangan yang luar biasa. Tak banyak manusia yang 'sempat' menikmati episode seperti ini di dalam hidup mereka. Mereka masih berada di alam mimpi yang tak nyata. Mungkin lebih indah dari pagi ini, tapi kapankah yang ada di dalam mimpi itu akan terwujud.

Sang purnama - yang belum purnama atau mungkin sudah mencapai puncak purnamanya di bulan ini, aku tak tau - tak banyak dikelilingi oleh taburan bintang di atas sana. Terlalu jauh jika dilihat dari bumi.

Ku ingat ketika aku berada di rumah orang tua, tiap malam, sering ku tatap langit yang luas tak berujung. (Hanya Sang Kholiq Yang Maha Tahu dimana ujung lembaran atap itu). Sang bulan kerap 'bermain-main' dengan sang bintang yang tak mampu kuhitung satu per satu. Kangen hal seperti itu. Tapi, jarang kudapati di tanah perantauan ini. Yang ada, hanyalah sekumpulan awan yang menutupi indahnya langit malam. Huft!

MIRIS

Malam. Tak bisa dimundurkan barang sejam atau dua jam. Pun tak dapat dimajukan. Sudah 'jadwalnya' jam segitu. Andaikan malam di setiap hari bisa berubah sesuai kehendak hati.

Berpikir apa yang telah kulakukan mulai dari saat sang mentari tak lagi menyinari bagian bumi tempat ku berpijak, sampai detik di malam yang lumayan dingin ini. Terus berpikir dan mengingat-ingat. Sepertinya tak jauh beda dengan malam-malam sebelumnya. Datar! Tak bisa membuat suatu perubahan yang berarti untuk mengisi hidup yang sangat singkat ini.

Kosong. Tiada hal membanggakan.

Sepi. Tiada keramaian perbuatan ma'ruf.

Sunyi. Tiada suara kebaikan yang melingkupi.

Mencoba 'mengikuti' jejak orang lain yang jarang membuat perubahan. Tapi, ini yang ku dapati. Nihil. Tak sedikit pun terlintas di pikiran, mengapa tak berbuat yg sedikit beda dengan orang lain? Terlalu terlena dengan keadaan yang mengenakkan.

Membiarkan hati dan pikiran - yang seharusnya bisa menjadi lebih baik - ke dalam sebuah 'lubang' yang tutupnya sangat bagus dan mengkilap, tetapi di bawahnya ada beribu-ribu duri tajam yg siap menggores, bahkan menusuk ke dalam tubuh. Alangkah nistanya jika masih mengharapkan masuk ke dalam 'lubang' seperti itu. Lebih baik, mencari 'lubang' yang tertutup alang-alang yang rimbun dan tajam, tetapi di dalamnya, terdapat berton-ton madu yang sangat manis.

Merenung. Memahami sebuah hakikat dari perubahan di dalam hidup. Tak akan pernah berujung karena perubahan hanya akan berhenti ketika jasad dan roh tak lagi bersatu.

Friday, April 22, 2011

Tau, ah!

Tiba2 teringat ttg dirinya.. Uh, senengnya!! Baru kpikiran aja, udh seneng bgt. (Kayak keponakanku kalo ktmu ma ibunya, alias mbakku, stlh ditinggal pergi krja.) Tp aq tentu lbh seneng darìnya.

Yap, sang pujaan hati gitu lho! Yg slma ini aq rindu, aq cintai, & aq sayangi. Tak tau apa yg mjdkn aq bs punya rasa ky gitu ke dia. Walopun kt org, nothin' special with her, tp yg namanya kalo lg kasmaran ya ky gni. Persetan org mo ngomong apa. Toh, aq yg bkal ngejalanin. Bukan org lain. Bagiku, krn org ngmg gt, aq jd pnasaran. Kok bs ya org ngmg gt? Pdhl kn smw org punya kelebian n kekurangan? Pasti org yg ngmg gt, matanya lg sakit?! Ga tau kalo tnyta dia tu bnyk kelebiannya. Dia manis, sholihah, jujur, nggemesin, asyik diajak ngobrol, baik ma aq, dsb. Ya walopun agak manja jg. Tp, aq suka yg ky gt.:-)

Kalo ingat dia, aq kok mlh jd aneh gini ya? Mikir2 ga jelas. Gak berani ngubungi dia. Ih!

Pengen ketemu! Tp, agak ga mgkn. Msk ya aq cuma kesana buat ktmu dia doank? Ntar dia tau kalo aq ***** ma dia lg? Jd ga jelas gini sih! Gimana ya?

Jujur aja ya? Kalo aq ktmu dia, pasti aq jd salting. Dikit ngobrol, malu2in gt deh! Pdhl kalo ga di dunia nyata, yaa, enjoy aja tu ngobrolnya. Suka ejek2an ga jelas.
Yah!

Thursday, April 21, 2011

ALQURAN YANG SEMPURNA

Tulisan ini saya ambil dari karya Bapak Arifin Mufti :

KITAB MULIA : BERPASANGAN, SIMETRIS SEMPURNA. (BAG. SATU)

Tidak ada satu kitabpun didunia disusun seperti ini, unik, diluar imaginasi manusia.


Pertama-tama jika kita bertanya berapa jumlah surat (surah) dalam Kitab Mulia Muslim - al Qur’an, maka jawabannya semua sepakat, yaitu 114 surat. Surat pertama adalah al Fatihah, al Baqaraah hingga surat terakhir, an Naas. Selesai tugas pertama.

Namun jika kita bertanya berapa jumlah ayat dalam al Qur’an, maka jawabannya beragam! Aneh bukan? Umumnya, atau mayoritas yang menjawab baik disekolah maupun di masjid, atau penulis non Muslim dan Muslim, menjawab 6666 ayat. Angka cantik mudah dihapal. Tambahan, kalau kita membaca buku agama di tingkat SD di Indonesia, semua buku menuliskan 6666 ayat. Tidak ada yang protes. Tetapi ada yang menjawab lain, misalnya 6242, dan ada lagi yang menjawab – walaupun hanya sejumlah orang, 6236 ayat.

Lalu pertanyaannya mana yang benar?

Sebenarnya cukup mudah untuk menyelesaikan hal ini. Karena topik umum adalah numerika dalam al Qur’an, maka ada kaitannya dengan bahasa angka, hitungan, atau matematika. Solusinya bagaimana?Solusinya: Jumlahkan tiap surat ayatnya, mulai dari al Fatihah 7 ayat, al Baqarah 286 ayat, Ali ‘Imran 200 ayat…….hingga surat terakhir yaitu 6 ayat. Jumlahnya pasti 6236 ayat. Tidak lebih, tidak kurang.

Ada yang berkomentar: “Wah, angka 6236 bukan angka cantik. Saya lebih suka 6666 ayat.” Ups..tunggu dulu, keajaibannya bukan disitu.

Mari sekarang kita lihat ayat 36 pada surat Ya Sin, perhatikan (Ya Sin, 36:36). Nomor suratnya 36, ayat 36 – sama, berpasangan. Apa bunyinya?:

“ Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan semuanya berpasangan…….”

Tuhan (Allah swt) telah menciptakan semuanya berpasangan, termasuk apa-apa yang kita tidak ketahui. Kalau begitu, jika al Qur’an memang datangnya dari Tuhan, tentunya juga disusun berpasangan? Apa benar? Jika firman Allah swt tadi benar, harusnya demikian.

Setelah studi bertahun-tahun, maka sejumlah ilmuwan Muslim baru mengetahui bahwa memang benar al Qur’an disusun berpasangan, yaitu 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen – sesuai pernyataan . Subhanallah!

Surat Homogen adalah surat dimana nomor suratnya genap, jumlah ayatnyapun genap, atau nomor suratnya ganjil – jumlah ayatnya ganjil. Contohnya: Al Fatihah, nomor surat ganjil (1), jumlah ayatnyapun ganjil (7). Al Baqarah, nomor suratnya genap (2), jumlah ayatnyapun genap (286).Sedangkan surat Heterogen sebaliknya, nomor surat genap-jumlah ayatnya ganjil, atau nomor surat ganjil-jumlah ayatnya genap. Contoh adalah surat Ali ‘Imran, nomor suratnya ganjil (3), tetapi jumlah ayatnya genap (200).Nah, ini kalau kita urut semua surat dari nomor 1 hingga surat 114, maka pasti akan mendapatkan 57 surat Homogen dan 57 Surat Heterogen, berpasangan.

Bagaimana jika ternyata al Qur’an kita, tidak menujukkan surat yang berpasangan? Maka jawabnya hanya ada dua kemungkinan: (1) Anda semua salah hitung, atau (2) Al Qur’an tersebut tidak asli (otentik), susunannya salah. Sebab semua al Qur’an DI DUNIA yang mengikuti standard mushaf Usmani pasti tersusun 57 surat Homogen dan 57 surat Heterogen – berpasangan, sesuai firman Allah swt.


Lalu yang 6666 ayat apakah al Qur'an palsu? Tidak. Al Qur'annya benar, tapi jumlah ayatnya tidak pernah dihitung.

Selamat mencoba dirumah ya…

Jika sudah, coba renungkan. Adakah Kitab didunia dalam bahasa apapun, atau cerita apapun, disusun seperti ini?