Waktu buat sang pacar lebih berharga daripada waktu untuk Allah swt.
Ketika ada sms / telepon dari
pacar bahwa sang pacar minta dijemput, tak butuh waktu lama untuk segera
menemuinya, takut dimarahin atau diputusin. Bahkan, sampai dibela-belain nggak
mandi, nggak makan, atau malah bolos sekolah / kuliah / kerja. Namun, ketika
ada panggilan dari Allah swt (adzan), uuu, seolah-olah nggak denger. Ngulur-ulur
waktu buat sholat. Kalau waktu sholat shubuh, masih ngorok, waktu sholat zhuhur
lagi repot ini-itu, waktu sholat ashar lagi jalan-jalan sama pacar, waktu
sholat maghrib lagi di jalan, waktu isya sudah ngantuk. Nggak ada rasa takut kalau
Allah bakal marah, ngerasa belum waktunya ngerjain sholat karena sholat adalah
urusan 70 ke atas. Ya kalau umurnya nyampe 70, kalau tak? Masya Allah...
Harta Cuma buat kesenangan dunia
Ketika habis gajian atau dapat
kiriman dari ortu, wah, makannya di resto ternama, nraktir temen dan pacar
macam-macam, beli baju dan celana model terbaru. Nonton film terbaru rame-rame.
Namun, tak ada uang serupiah pun yang masuk di kotak infaq masjid, tak serupiah
pun diberikan kepada orang yang membutuhkan, tak serupiah pun digunakan untuk
kebaikan.uangnya habis untuk hal-hal yang tak ada manfaatnya. Masya Allah...
Lebih enak mendengarkan musik
Hampir setiap waktu, ditemani
oleh suara-suara yang hanya memekakkan telinga karena yang diputar adalah musik
keras yang nggak jelas artinya. Namun, ketika ada suara pengajian atau suara
orang mengaji, langsung menguap lebar deh. Masya Allah..
Banyak bicara dan menyanyi nggak jelas
Ada saja bahan pembicaraan yang
nggak penting, mulai dari masalah cowok/cewek, masalah bola, sampai ngegosipin
orang. Belum lagi mendendangkan lagu sampai teriak-teriak yang membuat satu
rumah jadi seperti panggung konser. Namun, tak pernah dalam sehari, mulut
digunakan untuk membaca Al Qur’an atau mengajak ke dalam kebaikan. Masya
Allah..
Lebih ringan melangkahkan kaki ke tempat mudhorot
Ketika ada konser musik atau
ajakan teman untuk pergi karaoke, wuah, semangatnya menggebu-gebu. Bahkan,
hujan dan badai pun tetap akan dilewati demi itu. Namun, sungguh berat banget
kalau mau melangkahkan kaki ke masjid aatu majelis ilme. Nggak panas dan nggak
hujan udah gitu gratis tis lagi,, eh, tetep aja malanya nggak ketulungan. Masya
Allah..
Semoga kita tersadar betapa
selama ini kita masih jauh Allah swt. Betapa kita telah terlena dengan
kesenangan dunia yang tak abadi. Betapa kita masih belum takut akan azab Allah
di akhirat kelak. Betapa kita masih takut kepada makhluk daripada takut kepada
Sang Pencipta.
Dan mulai saat ini, jadikanlah
Allah sebagai yang nomor 1. Jadikanlah rasa takut itu hanya kepada Allah.
Roobanaa zholamnaa anfusanaa wa
illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khoosiriin...
No comments:
Post a Comment