Friday, December 20, 2013

Tujuan Hidup Manusia di Dunia (2)



Di postingan sebelumnya, telah kita bahas tentang tujuan kita hidup di dunia yang pertama. Pada kesempatan ini, kita akan membahas yang kedua.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Adz Dzariyat [51] : 56)

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(Q.S Al Bayyinah [98] : 5)

Yang kedua, kita hidup di dunia, tidak lain adalah untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya. Kita menyembah Sang Pencipta, mengagungkan-Nya di setiap waktu, menjalankan segala kewajiban dan menjauhi semua larangan-Nya. Ibadah bukan sekadar sholat, puasa, membayar zakat ataupun haji. Segala yang kita lakukan, baik bekerja, menuntut ilmu, maupun perbuatan baik lainnya, harus ada unsur ibadahnya. Sebelum memulai aktivitas, kita mulai dengan membaca basmalah dan penuh keikhlasan, itu termasuk ibadah. Menyngkirkan batu yang ada di jalan, termasuk ibadah. Membantu orang tua yang ingin menyebrang jalan juga termasuk ibadah. Banyak, bukan?

Lalu, mengapa kita harus beribadah kepada-Nya? Apakah Allah membutuhkan kita dengan kita menyembah-Nya? Bukan. Jelas bukan! Kitalah yang sejatinya dan sebenarnya membutuhkan Allah. Tanpa-Nya, kita tak bisa apa-apa. Bahkan untuk bernapas, kita sangat membutuhkan-Nya. Coba saja hitung, berapa napas ayng selama ini kita dapatkan secara gratis? Bagaimana nikmatnya bisa melihat, mendengar, merasakan makanan, mencium dan nikmat lainnya yang kita peroleh tanpa mengeluarkan uang sepeser pun? Itulah, sedikit contoh kenapa kita membutuhkan kasih sayang dari Allah.
Kita beribadah dan menyembah-Nya, bukan lain sebagai ungkapan syukur dan betapa sangat  fakir dan hinanya kita di hadapan Rabb. Kita menghambakan diri kepada-Nya untuk mengharap rahman dan rahim-Nya.

Demikian dua tujuan dari penciptaan manusai di dunia yang fana ini. Sebagai khalifah, berarti hubungan horisontal, hubungan antarsesama manusia dalam menegakkan kebaikan dan keadilan di muka bumi. Dan, ibadah manusia, sebagai hubungan vertikal antara manusai dengan Sang Khalik, Allah ‘ajja wajalla. Wallahu a’lam bish showab.

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment