Sudah berapa lamakah kita hidup di dunia ini?
20 tahun? 30 tahun? 40 tahun? Sudah berapa banyak napas yang kita hela dan
hembuskan setiap hari, bulan, tahun? Tak terhitung, bukan? Sudah berapa rupiah
didapatkan dari pekerjaan yang telah kita geluti? Lalu, berapa yang kita
keluarkan untuk keperluan sehari-hari? Berapa lama kita tidur setiap harinya?
Berbagai pertanyaan di atas cukup dijawab di
dalam hati, kemudian jadikanlah sebagai bahan renungan kita.
Lalu, hanya untuk itukah kita hidup di sini,
di dunia ini? Hanya untuk bekerja mengumpulkan harta yang banyak, kemudian
mengejar pangkat yang tinggi? Setelah itu apa kalau semua sudah di genggaman
kita? Berjuang mempertahankan? Itu tentu lebih baik daripada hanya sekedar
berpangku tangan menikmati tanpa ada usaha lanjutan?
Padahal ada sesuatu yang lebih penting dari
itu semua. Apa itu? Let’s check it out!
Ada dua tujuan yang sebenarnya dari penciptaan
kita di dunia ini. Apa itu?
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al Baqoroh [2] : 30)
Pertama, Allah menciptakan
manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi. Begitu mulia, bukan, tujuan kita
di dunia ini? Mengapa Allah lebih memilih manusia untuk menjadi khalifah,
menjadi penegak kebenaran, menjadi pemimpin? Mengapa Dia tidak memilih malaikat
yang merupakan makhluk Allah yang senantiasa bertasbih dan mensucikan-Nya?
Malaikat mempertanyakan hal tersebut kepada Allah, mengingat sebelumnya, Allah
telah menjadikan jin sebagai makhluk yang tinggal di bumi, tapi apa yang
terjadi? Terjadi kerusakan di muka bumi. Malaikat bukan protes atau
menyangsikan ‘keputusan’-Nya itu. Bukankah malaikat adalah makhluk yang paling
patuh dan tidak pernah membantah perintah-Nya? Tapi, apa kata Allah? Simak ayat
yang selanjutnya.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (Q.S. Al Baqoroh [2] : 31)
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Q.S. Al
Baqoroh [2] : 32)
Nah, malaikat dites untuk
menyebutkan nama-nama benda, misalnya gunung, laut, sungai, dan sebagainya.
Akan tetapi, apa kata malaikat? Mereka tidak mengetahui apa yang ditanyakan
oleh-Nya, kecuali hal-hal yang telah diajarkan sebelumnya. Lalu, bagaimana
dengan manusia (Nabi Adam as)?
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama
benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda
itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan
dan apa yang kamu sembunyikan?" (Q.S. Al Baqoroh
[2] : 33).
Nabi Adam as, kala itu karena sudah diajarkan
oleh Allah tentang nama-nama itu, maka dengan lancar disebutkanlah semuanya.
Nah, bukankah Allah lebih mengetahui segala sesuatunya? Termasuk ingin
menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi? Sedangkan malaikat tidak
tahu, kecuali sedikit.
Manusia dibekali akal, dan kemampuan untuk
berkarya, sedangkan malaikat tidak, iyulah salah satu kelebihan manusia. Ketika
manusia bisa berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Rabb-nya, tentu kedudukannnya
akan lebih tinggi daripada malaikat di mata Allah. Namun, di sisi lain, manusia
juga diberi nafsu, di mana ketika manusia hanya mengedapankan nafsunya, maka
kedudukannya tidak akan lebih baik daripada hewan. Ya, karena hwean hanya
dibekali nafsu, sehingga hewan tidak bisa membedakan mana yang baik atau buruk,
sedangkan manusia punya akal, bisa memilih mana yang baik, mana yang buruk.
Ketika manusia tidak bisa menggunakan akalnya, ya tidak ada bedanya dengan
hewan, malah lebih hina. Naudzubillah.
No comments:
Post a Comment