Friday, December 20, 2013

Tujuan Hidup Manusia di Dunia (1)



Sudah berapa lamakah kita hidup di dunia ini? 20 tahun? 30 tahun? 40 tahun? Sudah berapa banyak napas yang kita hela dan hembuskan setiap hari, bulan, tahun? Tak terhitung, bukan? Sudah berapa rupiah didapatkan dari pekerjaan yang telah kita geluti? Lalu, berapa yang kita keluarkan untuk keperluan sehari-hari? Berapa lama kita tidur setiap harinya?

Berbagai pertanyaan di atas cukup dijawab di dalam hati, kemudian jadikanlah sebagai bahan renungan kita.

Lalu, hanya untuk itukah kita hidup di sini, di dunia ini? Hanya untuk bekerja mengumpulkan harta yang banyak, kemudian mengejar pangkat yang tinggi? Setelah itu apa kalau semua sudah di genggaman kita? Berjuang mempertahankan? Itu tentu lebih baik daripada hanya sekedar berpangku tangan menikmati tanpa ada usaha lanjutan?

Padahal ada sesuatu yang lebih penting dari itu semua. Apa itu? Let’s check it out!

Ada dua tujuan yang sebenarnya dari penciptaan kita di dunia ini. Apa itu?

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al Baqoroh [2] : 30)

Pertama, Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi. Begitu mulia, bukan, tujuan kita di dunia ini? Mengapa Allah lebih memilih manusia untuk menjadi khalifah, menjadi penegak kebenaran, menjadi pemimpin? Mengapa Dia tidak memilih malaikat yang merupakan makhluk Allah yang senantiasa bertasbih dan mensucikan-Nya? Malaikat mempertanyakan hal tersebut kepada Allah, mengingat sebelumnya, Allah telah menjadikan jin sebagai makhluk yang tinggal di bumi, tapi apa yang terjadi? Terjadi kerusakan di muka bumi. Malaikat bukan protes atau menyangsikan ‘keputusan’-Nya itu. Bukankah malaikat adalah makhluk yang paling patuh dan tidak pernah membantah perintah-Nya? Tapi, apa kata Allah? Simak ayat yang selanjutnya.

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (Q.S. Al Baqoroh [2] : 31)

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Q.S. Al Baqoroh [2] : 32)

Nah, malaikat dites untuk menyebutkan nama-nama benda, misalnya gunung, laut, sungai, dan sebagainya. Akan tetapi, apa kata malaikat? Mereka tidak mengetahui apa yang ditanyakan oleh-Nya, kecuali hal-hal yang telah diajarkan sebelumnya. Lalu, bagaimana dengan manusia (Nabi Adam as)?

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Q.S. Al Baqoroh [2] : 33).

Nabi Adam as, kala itu karena sudah diajarkan oleh Allah tentang nama-nama itu, maka dengan lancar disebutkanlah semuanya. Nah, bukankah Allah lebih mengetahui segala sesuatunya? Termasuk ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi? Sedangkan malaikat tidak tahu, kecuali sedikit.
Manusia dibekali akal, dan kemampuan untuk berkarya, sedangkan malaikat tidak, iyulah salah satu kelebihan manusia. Ketika manusia bisa berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Rabb-nya, tentu kedudukannnya akan lebih tinggi daripada malaikat di mata Allah. Namun, di sisi lain, manusia juga diberi nafsu, di mana ketika manusia hanya mengedapankan nafsunya, maka kedudukannya tidak akan lebih baik daripada hewan. Ya, karena hwean hanya dibekali nafsu, sehingga hewan tidak bisa membedakan mana yang baik atau buruk, sedangkan manusia punya akal, bisa memilih mana yang baik, mana yang buruk. Ketika manusia tidak bisa menggunakan akalnya, ya tidak ada bedanya dengan hewan, malah lebih hina. Naudzubillah.

No comments:

Post a Comment