Saturday, November 19, 2011

Bahagia

 Sebenarnya, apa sih tujuan hidup kita ini di dunia ini? Mencari kekayaan? Ketenaran?  Atau kepangkatan? atau, mau sukses? Nah, saya rasa, yang terakhir ini adalah dambaan setiap orang, termasuk saya sendiri. Namun, apakah makna sukses yang sebenarnya, makna sukses sejati itu sendiri? Akah yang terpikir adalah menjadi seorang artis itu sukses? Menjadi direktur utama itu sukses? Menjadi milyuner itu juga sukses? Tidak! Sukses yang sebenarnya tidak diukur dengan kekayaan, ketenaran atau kepamngkatan. Sukses adalah orang miskin yang tak merasa dirinya miskin. Orang yang bisa mensyukuri hiduo. Orang yang bisa menikmati hidupnya. Orang yang cinta terhada aa yang dilakukannya. Dia tidak mengejar kekayaan, ketenaran atau un kepangkatan.

Ketahuilah, bahwa kekayaan, ketenaran dan kepangkatan bukanlah sukses sejati. Mereka adalh kenikmatan sesaat. Ketika seseorang menjadi kaya, dia hanya akan menikmati dan merasa “wah” ketika  dia baru menjadi kaya. Setelah dia merasakan kaya sementara, dia akan merasa biasa. ‘oh, ternyata kaya itu Cuma seerti ini.’ ketika seseorang mendadak jadi artis, dia akan merasa senang dan bangga. Namun, seiring dengan perjalanan karirnya, lama-kelamaan dia akan merasa bosan dengan ketenarannya itu.

Kesuksesan adalah tentang keseimbangan hidup. Keseimbangan dalam artian, tetap berjuang mewujudkan mimpi tapi tak lupa dengan keadaan diri sendiri. Mentang-mentang mau menjadi artis yang terkenal, terus lupa kalu sedang tidak fit. Dan akhirnya sakit. Nggak lucu, , kan?

Kesuksesan itu berkaitan erat dengan orang lain. Orang yang sukses tidak akan menganggap orang lain itu tidak ada. Mereka tetap membantu orang lain semampunya. Selalu memberi pertolongan kepada orang lain. Tetap bisa memberi manfaat kepada orang lain. Namun, ketika orang sukses itu terus-terusan memberi manfaat bagi orang lain, bukan berarti dia tak mau tau urusan diri sendiri. dia tetap setia mengejar cita-cita mulia, Cita-cita kebenaran yang diimpikannya.

Banyak manfaat yang diberikan oleh orang yang sukses. Sampai-sampai, orang lain mengabadikannya. Namun, sebenarnya, dia tidak mengharapkan apapun dari orang lain. Sikapnya tanpa pamrihnyalah yang menjadi dasar kenapa dia membantu orang lain. Dia tidak butuh pujian, imbalan atau bonus. Dia melakukan semuanya karena sebagai wujud syukur kepada Sang Pemberi kehidupan.

Lalu, bisa nggak kita mengejar sukses sejati dan kekayaan, ketenaran atau kepangkatan? pertanyaan yang bagus. Sebelum menjawab, saya punya anaalogi yang menarik. Ketika Anda naik motor, bisakah Anda melihat ke depan dan ke arah spion dalam waktu yang bersamaan? Tidak, kan? Okelah, kalau begitu, selama lima detik, pandanglah ke depan, dan lima detik berikutnya ke arah spion. Begitu terus sampai anda mencapai tempat yang Anda tuju. Nggak mungkin juga, kan? Ketika Anda sedang konsentrsi melihat ke arah spion, tiba-tiba dari arah depan Anda ada kendaraan yang menyebrang tanpa aturan, dan Anda tidak mengetahuinya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi?

Nah, begitu juga dengan pertanyaan tadi. Tidak bisa. Itu jawabannya. Anda harus fokus pada satu tujuan. Ketika Anda menginginkan sukses sejati, lupakan apa yang namanya kekayaan, ketenaran dan kepangkatan. pikirkan bahwa Anda akan selalu bersyukur dan membantu orang lain. Jangan egois. Kekayaan, ketenaran dan kepangkatan hanyalah sebuah bonus yang tak pasti datangnya. Kita harus yakini itu. Ketika bonus itu datang, kita harus syukuri itu. Ketika mereka tidak hinggap di hidup kita? Jangan sesali itu. Tetap syukuri yang ada. Yang pasti, kita sudah mendapatkan sebuah kebahagiaan yang lebih indah dari kaya, tenar atau pangkat. Karena bahagia tak bisa diuukur dengan materi. Bahagia itu tidak bisa dilihat dari satu sisi dan sesaat. Bahagia adalah proses. Proses bagaimana seseorang menjalani hidpnya dengan indah, tanpa pernah mengeluh dan menyalahkan takdir serta ketenangan dalam hal apapun. Dan sebaik-baik bahagia adalah akhir yang bahagia...

No comments:

Post a Comment