Saturday, November 19, 2011

Untukmu Para Pemuda-Pemudi


Bismillaahirrahmaanirrahiim...

masa muda usiaku kini
warna hidup tinggal kupilih
namun aku telah putuskan
hidup di atas kebenaran

Sebuah lagu dari edCoustic yang berjudul Masa Muda mengawali tulisan saya malam ini. Kenapa? Karena saya adalah seorang pemuda dan saya sangat miris melihat polah pemuda zaman sekarang ini. Kebanyakan pemuda saat ini, seperti tidak mempunyai sopan santun. Mereka melakukan hal-hal yang tidak ada manfaatnya bagi orang lain, justru malah sebaliknya. Memang tidak semua pemuda seperti itu, tapi saya bilang “kebanyakan”.

Coba lihatlah lingkungan di sekitar kita. Barapa persenkah para pemuda yang berakhlak baik dan peduli terhadap orang lain, serta yang hatinya terikat dengan masjid? Tak lebih dari hitungan jari dua tangan. Miris sekali. Di saat pemuda itu adalah harapan bangsa dan agama, tapi mereka justru bertindak sebagai “pengacau”.

Sebenarnya, kita itu, para pemuda, mempunyai potensi-potensi yang “super sekali”. Saya tahu, kita sadar  kan potensi itu. Namun, potensi yang ada di dalam diri sendiri justru tidak digunakan untuk sesuatu yang positif.

Potensi pertama adalah keberanian. Pemuda itu mempunyai tingkat keberanian yang paling tinggi jika dibandingkan masa yang lain. Ketika masih kanak-kanak, tentu tingkat keberaniannya tidak akan bisa menyamai tingkat keneranian pemuda. Masa tua apalagi. Sikap berani yang patut dicontoh adalah sikap berani dari Nabiyullah Ibrahim as., yang telah Allah swt abadikan di dalam Q.S. Al Anbiya’ ayat 60,
Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ."

Nabi Ibrahim as yang kala itu masih menjadi pemuda, menghancurkan “Tuhan-Tuhan” ayahnya dan orang-orang kafir. Betapa beraninya sikap beliau dalam melakukan hal itu. Jika mungkin kita dihadapkan pada kenyataan seperti itu, saya tidak yakin akan ada yng berani bertindak demikian.

Keberanian yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as adalah sebuah sikap berani yang positif, berani dalam memerangi kekafiran, berani dalam melakukan tindakan yang benar. Itu yang sejatinya perlu kita ambil pelajaran dari kisah beliau. Bukan sikap berani terhadap orang tua ataupun guru. Bukan juga sikap berani dalam melakukan hal tercela. Berani sih berani, tapi tidak pada tempatnya.

Potensi yang kedua adalah fisik yang kuat. Ya, memang benar. Pemuda adalah sosok yang kuat, gagah dan semangat. Tidak seperti anak kecil atau orang yang sudah “sepuh”. Masa muda adalah masi di mana fisik sedang berada di dalam puncak-puncaknya. Mampu mengerjakan hal yang berat, yang tidak mampu dilakukan oleh anak kecil atau orang tua.

Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah[1115], maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang ber- kelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).(Q.S. Al Qoshosh : 15)

Di atas adalah sebuah contoh betapa fisik yang dimilki oleh pemuda itu memang kuat. Nabi Musa as meninju musuhnya hingga mati. Bukankah itu sangat kuat? Kita saja belum tentu mampu melakukannya.

Kita bisa mencontohnya. Namun, tidak perlu dengan meninju orang sampai mati. Bisa-bisa malah panjang masalahnya. Para pemuda bisa memanfaatkan fisik yang kuat untuk membantu orang yang sedang meminta bantuan yang sifatnya membutuhkan tenaga. Bisa juga berdakwah ke tempat yang letaknya cukup jauh. Atau mungkin dengan kegiatan yang positif lainnya tapi dengan frekuensi yang lebih besar daripada orang tua dan anak-anak.

Potensi yang ketiga, terakhir, adalah otak yang encer. Pemuda diberi kelebihan kemampuan dalam mencerna setiap informasi yang diterima daripada orang tua dan anak-anak. Dalam membedakan mana yang hak dan mana yang batil, para pemuda seharusnya pun lebih mengerti. Tapi, kebanyakan (lagi), pemuda bersikap acuh. Mereka melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan mereka.

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. (Q.S. Al Kahfi : 13).

Nah, dari ayat di atas dapat diketahui bahwa pemuda yang beriman, akan diberi tambahan petunjuk oleh Allah swt. Pemuda beriman di sini tentunya pemuda yang cerdas. Beriman, jika dikaitkan dengan penjelasan di atas, adalah mampu membedakan antara yang hak dan yang batil. Petunjuk, adalah sebuah kemampuan lebih yang diberikan oleh Allah swt, misalnya saja kemampuan untuk menjadi insan yang lebih baik daripada mereka—pemuda yang tidak mau beriman.

Wallahu a’lam bish showab.

1 comment:

  1. Isi Menarik ****/*****
    Tampilan ** /*****
    Tata Letak *** /*****
    testimonial : lebih didalamin dunia Bloggingnya..jika ingin praktis dengan template yang fix dapat beralih ke wordpress.com walau sedikit ribet daripada Blogger..
    kagolasmara.wordpress.com

    ReplyDelete