Saturday, October 1, 2011

Oh, Malam.....


Duduk. Menatap layar netbook. Jari-jari tangan menari-nari di antara tuts-tuts huruf.  Lagu Hold My Hand-nya Maher Zain mengalun sedikit keras dari handphone yang kuletakkan di atas meja, menemani malam ini. Malam yang tidak cerah, terbukti dengan tidak adanya bintang yang terlihat gemerlapan di langit-Nya. Membuatku tak berselera untuk berlama-lama menatap ke arah bentangan luas tak terbatas yang berwarna hitam itu. Lagian, tak mungkin bisa semenarik ketika aku nongkrong memperhatikan bulan dan bintang-bintang--yang sedang bercengkeram—dari depan rumahku yang sebenarnya.

Aku mendongakkan kepala, mataku berputar-putar memerhatikan setiap sudut kamar kost yang telah kutempati selama dua tahun terakhir ini. Tak ada yang berubah, karena memang aku tank mempunyai niat untuk mengubah semuanya. Mau diubah jadi apa?

Kembali kutatap layar di depanku, mencoba mengeluarkan apa yang sedang “ngganjel” di otakku. Huft! Susah. Mungkin, terlalu banyak yang ada di kepala sehingga mereka berlomba-lomba agar bisa segera menghirup udara kebebasan, tidak terkungkung terus menerus di dalam sana.  Alhasil, tak ada satu pun dari mereka yang berhasil melewati pintu menuju dunia yang mereka harapkan—karena pintu tersebut terlalu kecil jika harus dilewati oleh merka semua, harus satu per satu.

Di luar sana, suasana mulai sepi. Beberapa teman sudah merajut mimpi, bahkan sudah sedari tadi. Ada yang masih “hidup” karena masih terdengar sayup-sayup suara lagu yang diputar dari kamarnya. Sedangkan aku masih saja duduk di kursi plastik sejak pukul sembilan lewat tadi. Sesekali beranjak untuk mengambil minum atau pun pergi ke kamar mandi.

Malam, kau tlah mencapai puncaknya. Pagi akan menggantikan keberadaanmu.

No comments:

Post a Comment